ENGENERING
SOFTWARE (REKAYASA PERANGKAT LUNAK)
HUSI
:
NARAN : MELQUIANO VICENTE
CLASSE : IV/E
FAKULDADE : TEKNIK
DEPARTAMENTO : INFORMATIK
UNIVERSIDADE ORIENTAL TIMOR
LOROSAEa
(UNITAL)
BECORA
DILI TIMOR-LESTE
2015/2016
1.
Faktor-Faktor
yang melatarbelakangi munculnya rekayasa perangkat lunak / Engenering Software.
Rekayasa
perangkat lunak berasal dari 2 kata yaitu rakayasa dan perangkat lunak.
Rekayasa perangkat lunak merupakan perihal kegiatan yang kreatif dan sistematis
berdasakan suatu disiplin ilmu yang membangun suatu perangkat lunak berdasarkan
suatu aspek masalah tertentu.
1.
Latarbelakang
disiplin perangkat lunak
Factor-faktor yang melatarbelakangi
munculnya RPL :
1.
Ketidakmampuan
organisasi memprediksi waktu, usaha dan biaya untuk membangun perangkat lunak.
2.
Perubahan
nisbah atau rasio biaya perangkat keras terhadap harga perangkat lunak.
3.
Kemajuan
pesat perangkat keras.
4.
Kemajuan
dalam teknik-teknik pembuatan perangkat lunak.
5.
Tuntutan
yang lebih tinggi terhadap jumlah perangkat lunak.
6.
Tuntutan
yang lebih tinggi terhadap mutu perangkat lunak.
7.
Meningkatnya
peran pemeliharaan.
2.
Rekayasa
perangkat lunak merupakan program-program computer dan dokumentasi yang
berkaitan. Rekayasa perangkat lunak berasal dari dua kata yaitu software (
perangkat lunak ) dan engenering ( rekayasa ).
3.
Hal-hal
yang terkandung dalam pemilihan bahasa pemograman
Memilih
bahasa pemograman untuk keperluan penulisan program, tentunya harus ditentukan
terlebih dahulu bahasa pemograman yang akan dipergunakan. Untuk menentukan
bahasa pemograman sangatlah penting, apakah kita akan menggunakan bahasa
perakit ( assembly language ) atau menggunakan bahasa tinggkat tinggi ( high
level language ).
Bila
menggunakan bahasa tinggkat tinggi, kita akan berpikir kembali bahasa
pemograman yang akan digunakan. Pemilihan bahasa yang akan digunakan tergantung
terhadap permasalahanya. Tiap-tiap bahasa pemograman tingkat tinggi memiliki
orientasi ke permasalahan ( problem oriented language ). Sebagai contohnya
yaitu bahasa cobol yang berorientasi
pada permasalahan bisnis dan tidak tepat digunakan dalam permasalahan teknik.
Terdapat
hal-hal yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan bahasa pemograman
:
1.
Tipe
dari permasalahanya, apakah permasalahan bisnis, teknik atau yang lainya.
2.
Kesulitan
dari permasalahan yang dihadapi.
3.
Penguasaan
bahasa pemograman yang dikuasai oleh programmer.
4.
Tipe
dari pengolahan datanya, apakah
berbentuk batch processing atau online processing atau online processing.
5.
Ketersediaan
bahasa pemograman yang dimiliki
6.
Ketersediaan
program-program pustaka ( library ) yang ada dan yang dapat dimanfaatkan oleh
bahasa yang akan dipilih.
7.
Kemampuan
dari bahasa pemograman yang akan digunakan.
8.
Jenis
dari bahasa pemograman, compiler atau interpreta.
9.
Dukungan
dari pembuat bahasa pemograman bila ada perubahan-perubahan baru.
10. Kemudahan dari bahasa pemograman
dalam modifikasi program bila terjadi perubahan.
11. Konfigurasi perangkat keras dan
system software yang sudah digunakan.
4.
Programming
in the small dan programming in the large
Programming
in the large dan programming in the small, dalam software engenering ( rekayasa
perangkat lunak ), programming in the small dan programming in the large
memiliki 2 perbedaan untuk menulis
sebuah software ( perangkat lunak ). Program ini dirancang oleh Frank Deremer
dan Hans Kron pada tahun 1975 di sebuah buku yang berjudul “ programming
in-the-large versus programming in-the-small”.
a.
Programming
in the small
Dalam sebuah development software,
programming in the small diartikan sebagai aktifitas penulisan program yang
minim atau kecil. Program yang terbilang kecil dan mempunyai source code dengan
ukurang yang terbilang kecil dan memiliki spesifikasi yang relative mudah dan
sanggat bagus.
Programming in the small ikut beserta
programming individual atau memiliki kelompok kecil yang sangat memiliki waktu
yang cukup panjang periodenya dan mungkin turut serta dalam less formal dan
praktis ( secara instant dalam sebuah dokumen atau testing ), tols dan bahasa
program.Programming in the small bias dikatakan sebagai prototype software atau
dimana terdapat aplikasi development ini sangat penting dan stabil atau
berkompetent. Dalam bahasa computer, programming in the small dan shoat-lived
program matic, dalam eksekusi tersendiri dalam ACID transaksi dan acces pada
local logica dan resource semua file, database dan lain-lain.
b.
Programming
in the large
Dalam software development,
programming in the large, bias terlibat dalam suatu program yang besar dalam
sebuah grup manusia atau pada grup kecil yang sangat panjang periode waktunya.
Sebelum dalam kondisi ini bisa memberi hasil yang besar dan lengkap, program
ini bisa dipelajari untuk memahaminya.
Beserta programming in the large,
code manager tempat untuk partisipasi bekerja modul beserta precisely-specified
interaction. Dalam permintaan ini sangat hati-hati dalam rencana dan sangat
hati-hati dalam dokumen.Beserta programming in the large, program pemilihan
yang sangat susah .
Jika pilihan operasi dalam suatu
modul, pekerjaan seseorang untuk mendapatkan uang dan mengiginkan re-doing.
Kareta ini satu goal dari programming in the large terlibat dalam pengaturan
atas modul dan tidak perlu mendapatkan pilihan.
Programming in the large permintaan
dalam management skils, dalam bahasa computer, programming in the large bisa
langsung pada code programming yang representasi pada level yang tinggi, dalam
transmisi logic pada system yang ada.